Membeli Rumah VS Bangun Rumah, Biaya Lebih Hemat Mana?
Membeli rumah atau bangun rumah sendiri sama-sama membutuhkan biaya besar. Siapkan budget 100 juta-an, dan Anda akan mendapatkan rumah kualitas terbaik tapi tidak begitu luas. Jika mau lebih mewah lagi tanahnya, maka tingkatkan budget Anda. Berikut ini kami akan memaparkan beberapa hal yang menjadi alasan dari pemilihan 2 hal ini: membangun rumah atau membeli rumah. Melihat bagaimana keuntungan dan kerugian serta hal-hal yang menyertainya.
Keuntungan dan Kerugian Membeli Rumah
Keuntungan yang paling jelas terlihat, yaitu biaya dan kenyamanan. Anda bisa mendapatkan kedua hal ini saat membeli rumah.
Pertama, kita bisa menyesuaikan harga dengan budget. Selain itu sudah disajikan wujud dari rumah tersebut. Kita tinggal memilihnya, mau membeli dengan harga rumah berapa.
Jika tidak mampu membayar langsung, bisa melakukan cicilan. Saya pernah lihat ada cicilan rumah yang per bulannya cuma 1 juta, tapi kualitas rumah bagus sekali. Cicilannya bisa sampai 25 tahun atau lebih. Jadi seperti ngekost, tiap bulan bayar cicilan, namun kelak Anda bisa memiliki rumah tersebut. Lebih menguntungkan daripada ngekost yang sebanyak apapun cicilannya, rumah yang Anda tinggali tidak menjadi milik Anda.
Kedua, yaitu keuntungan terkait kenyamanan. Kita tahu, membeli rumah itu ribet, tapi lebih ribet saat membangun sendiri. Butuh waktu yang lama dan tidak bisa langsung ditempati.
Agen real estate yang memenuhi syarat akan membantu Anda dalam mempersingkat proses dalam menemukan agen properti yang sempurna. Dia juga bisa membimbing Anda melalui negosiasi, dan membantu dengan dokumen. Sebenarnya banyak langkah yang harus dilewati dalam proses ini, seperti pembiayaan, melihat rumah, membuat penawaran, inspeksi rumah dan penutupan. Jadi meskipun proses pembelian rumah itu ribet, Anda memiliki pihak yang bisa membantu Anda nantinya.
Kenyamanan untuk bisa langsung pindah juga menjadi alasan menarik bagi banyak orang untuk memilih rumah yang sudah ada daripada membangunnya dari nol.
Membeli Rumah Baru Bisa Langsung ditempati
Kebutuhan membeli rumah mungkin sangat berlaku bagi pembeli dengan jadwal yang ketat. Seperti pindah rumah karena ada pekerjaan baru, atau pindah sekolah. Mungkin kekurangan cara ini, Anda tidak bisa memilih akan mendirikan rumah di mana. Karena menyesuaikan lokasi rumah berdiri, dan fakta bahwa rumah tidak bisa dipindah-pindahkan.
Tidak Harus Selalu Membeli Rumah Baru
Pilihan membeli rumah itu banyak, kita bisa membeli rumah yang baru berdiri, rumah lama yang akan ditinggalkan pemiliknya, atau rumah yang sudah terbengkalai lama. Jika membeli properti rumah baru, kita bisa memilih model dan desain rumah, tapi harga untuk pembelian rumah seperti ini memakan banyak biaya. Kecuali budget Anda memenuhi, maka silahkan lakukan.
Kerugian Membeli Rumah Baru atau Lama
Adapun rumah yang sudah terbengkalai, yang membutuhkan renovasi secara keseluruhan atau di bagian tertentu. Pada akhirnya Anda mengkustom rumah Anda sendiri. Ini menjadi kekurangan saat membeli rumah bekas.
- Sulit menemukan rumah dalam kondisi sempurna jika rumah tersebut bekas, jadi mungkin ke depannya butuh pertimbangan renovasi untuk pembaruan. Sehingga akan ada biaya lagi
- Membeli rumah juga memiliki kekurangan, di mana pengguna tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan karena Anda mungkin tidak menyukai denah lantai, tidak suka gaya kamar mandi, dan desain ruangan rumah Anda
- Rumah yang tua, sisi fungsionalnya bisa jadi sudah usang, dan tidak mampu memenuhi kebutuhan fungsi. Sehingga butuh pembaruan
- Anda bisa saja harus mengeluarkan uang tambahan untuk renovasi rumah. Renovasi yang dilakukan kecil-kecilan tidaklah memberatkan, tapi renovasi keseluruhan, biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada bangun rumah
Apabila jadwal Anda masih lama, memiliki banyak waktu untuk membangun rumah, alangkah lebih baik membangun rumah sendiri. Paling waktu yang dibutuhkan 3 sampai 6 bulan–jika proyeknya kecil, serta dana bangun rumah selalu ada setiap dibutuhkan.
Keuntungan dan Kerugian Membuat Rumah Baru
Membangun rumah dari nol, tidak memberikan kenyamanan yang sama seperti membeli rumah. Anda harus menemukan tanah, Anda harus mempertimbangkan waktu, menemukan arsitek, kontraktor dan memilih setiap elemen dari struktur rumah yang akan dibuat.
Anggaran yang dikeluarkan bisa melebar kemana-mana. Ahli kontraktor menyarankan, untuk menyediakan 20% biaya untuk hal tidak terduga. Ini sudah menjadi hal lumrah, karena membangun rumah tidak selalu lancar setiap harinya.
Sebenarnya banyak hal yang dikhawatirkan saat membangun rumah, seperti sistem pembangunannya nanti bagaimana, seperti apa medan tanah memberikan akses air dan limbah, harus menggunakan sumur atau tidak? Bagaimana soal septic tank? Serta permintaan izin lingkungan dan lainnya.
Ada beberapa keuntungan di balik kerugian di atas:
- Mendapatkan apa yang Anda Inginkan
Anda mengobrolkan soal rumah impian dengan arsitek atau jasa kontraktor. Lalu mereka mewujudkan impian itu dengan mulai membuat denah lantai dan desain-desain rumah. Anda bisa memilih akan membuat bagaimana tampilan ruangan, luas masing-masing kamar, dapur, kamar mandi dan sebagainya.
- Menciptakan Rumah yang Lebih Efisien
Efisien ini maksudnya Anda dapat memenuhi standar dalam pemasangan ventilasi, pendingin udara, pemanasan, dan yang bagus untuk lingkungan. Menemukan cara terbaik menciptakan rumah yang dapat menghemat uang untuk tagihan listrik setiap bulannya.
- Harga Tanah Lebih Murah daripada Membeli Rumah yang Sudah Jadi
Jelas saja. Karena rumah yang sudah jadi, tak hanya menjual tanah, tapi bangunan yang ada di atasnya. Berbeda dengan tanah, yang hanya lokasi saja yang dijual.
Apabila Anda membangun rumah dengan sistem bangun sedikit demi sedikit, Anda dapat mengikuti langkah-langkah ini: 1) Beli tanah, 2) Cari kontraktor, 3) Buat Kesepakatan, 4) Mulai proses pembangunan. Rentangnya antara langkah satu dan langkah kedua tinggal disesuaikan dengan kesanggupan. Pokoknya kalau mau bangun rumah sendiri, pertama adalah memiliki tanah atau membeli tanah.
- Lahan Bisa dimanfaatkan Sebelum Membangun Rumah
Misalnya tanah yang sudah Anda beli, kalian sewakan selama beberapa tahun kepada orang. Lahan yang disewa itu bisa menjadi pundi-pundi penghasilan sebelum Anda dirikan rumah di sana. Jika uang sudah terkumpul banyak, misalnya target tabungan 500 juta, lalu barulah mendirikan rumah sendiri. Selain menyewakan lahan tersebut, bisa pula digunakan sebagai usaha misalnya membuat peternakan, atau berkebun.
Bagaimana? Sudah terpikirkan akan memilih membangun rumah sendiri atau membeli?
Risiko Membangun Rumah Sendiri
Setiap keputusan pasti memiliki risiko. Tapi kali ini hanya membahas risiko membangun rumah. Risiko terbesar adalah pada biaya yang lebih tinggi dan jangka waktu yang lebih lama. Yang mana keduanya dapat meningkat selama proses pembangunan.
Untuk mengatasi risiko ini, minta lah kontrak kepada kontraktor yang Anda sewa untuk menentukan harga tetap selama konstruksi berlangsung. Ini membantu menekan risiko pembengkakan biaya atau kenaikan harga yang tidak terduga. Cara lainnya, dengan menggunakan jasa kontraktor yang tepat. Karena sebuah layanan pembangunan, baik atau buruk kembali ke penyedia jasa.
Untuk menghemat uang dan waktu, jangan lupa mempertahankan komunikasi yang baik dengan kontraktor. Jasa ini punya layanan mandor sendiri yang bertugas mengawasi proses pembangunan. Meskipun begitu, Anda harus tetap ikut mengawasi. Setiap hari, sempatkan untuk komunikasi atau datang ke tempat proyek.
Ada beberapa tips menghemat pengeluaran saat membangun rumah:
- Kerjasama dengan kontraktor dalam menemukan harga material terbaik
- Jika biaya bermasalah, coba tanyakan ke kontraktor apakah menggantinya dengan produk lain yang lebih hemat diperbolehkan atau tidak
- Lakukan perundingan sebelum pekerjaan dimulai supaya tidak ada pekerjaan sia-sia yang tidak Anda inginkan terjadi pada para tukang
- Selalu tanya adakah alternatif harga murah
- Perlu Anda ingat, segala sesuatu yang tidak biasa, seperti warna khusus atau bentuk bahan yang dihias, kemungkinan besar akan lebih mahal
Jadi siap-siap soal harga, dan segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
Perkiraan Biaya Bangun Rumah dan Contohnya
Membicarakan soal biaya, maka tidak ada kata pasti, ini relatif. Biasanya saat membangun rumah, beberapa beban biaya bangun rumah yang terlibat meliputi:
- Biaya harga tanah
- Biaya buat pondasi
- Perhitungan biaya material bangunan
- membuat atap
- kusen dan jendela
- tenaga kerja
- desain interior atau eksterior
Biaya-biaya tersebut tidak memiliki harga tetap. Karena harga tanah tidak sama meski luasnya sama. Lokasi tanah menentukan harga jual, ukuran rumah dan tipenya juga menentukan harga, kualitas material dan harga jasa kontraktor yang dipekerjakan. Ada banyak sekali merk material bangunan dan jasa kontraktor yang mematok harga berbeda-beda. Maka dari itu, jika bertanya harga, Anda tidak akan dapat jawaban pasti. Tapi cuma perkiraan saja, seperti judulnya.
Ingat, ini hanya perkiraan, dan seperti ini lah harga yang kira-kira bakal dikeluarkan:
-
Biaya Harga Tanah
Contoh, Anda membeli tanah ukuran 60 meter persegi di Semarang. Estimasi harga tanahnya Rp 4.000.000 per meter.
Rp 4.000.000 x 60 meter: Rp 240.000.000
-
Biaya Pembuatan Pondasi
Tergantung type rumah apa? Jika rumah type 36 dengan 1 lantai, Anda harus menghitung volume pondasi dengan rumus trapesium.
Penampang Bawah + Penampang Atas : 2 x Tinggi Pondasi
Contoh soal:
Anda ingin membangun rumah satu lantai, ukuran penampang bawah 50 cm, penampang atas 30 cm dan tinggi pondasi 60 cm.
((0,5m + 0,3m) / 2) x 0,6m = 0,24 meter kubik.
Jawabannya adalah 0,24 meter kubik. Lalu lanjutkan mencari biaya membuat pondasi per meter kubik. Anggap saja harganya Rp 1.000.000. Kemudian hitung dengan rumus ini:
Rp 1.000.000 x 0,24 meter kubik = Rp 192.000 per meternya.
Kemudian kalikan dengan luas tanah 60 meter persegi, yaitu:
Rp 192.000 x 36 meter = Rp 6.192.000
-
Biaya Material Bahan Bangunan
Kita butuh bata, batu, semen, pasir, kerikil, besi, paku dan lain-lain.
- bata, Rp 500 per buah
- semen 50kg Rp 50.000 per buah
- pasir, Rp 150.000 per meter kubik
- kerikil, Rp 280.000 per meter kubik
Tinggal kalikan harga-harga di atas sesuai dengan kebutuhan.
-
Biaya Membuat Atap
Contoh kasus, membuat rumah type 36. Rumah tipe ini butuh atap seng kurang lebih 40 lembar. Harga seng saat ini sekitar Rp 65.000 per lembar.
40 x 65.000 = 2.600.000
-
Biaya Kusen dan Jendela
Kita butuh pintu kamar, pintu kamar mandi, pintu utama, jendela kamar, jendela ruang tamu dan lain-lain. Berikut beberapa perkiraan harga pintu dan kusen.
- Harga pintu PVC ukuran 70 x 200 cm, Rp 450.000 per buah
- Kusen pintu ukuran 70 x 200 cm, Rp 200.000 per buah
- Harga jendela, Rp 250.000 per buah
- Harga kusen jendela, Rp 100.000 per buah
Ini hanya perkiraan.
-
Biaya Tenaga Kerja
Lebih mudah jika menggunakan jasa kontraktor. Dalam satu jasa sudah tersedia berbagai tujuan seperti tukang besi, tukang listrik, tukang batu, tukang ledeng, tukang pasang keramik dan lain-lain.
Jika menggunakan jasa kontraktor, Anda juga dipersiapkan berbagai material bangunan. Soal penghitungan biaya bangun rumah pun lebih mudah. Mereka menetapkan harga jasa Rp 2.649.000 per meternya (mencakup tukang dan material). Siapkan saja budget 60 sampai 900 juta, dan konsultasikan kepada kami. BikinRumah.co.id akan membantu membangun rumah impian yang nyaman dan hemat biaya.